Ada Apa Di Bulan Sya'ban


Sya’ban terambil dari kata asysya’b yang berarti cabang karena di bulan sya’ban terdapat banyak sekali cabang kebaikan, ada yang mengartikannya al-jabr atau menambal karena pada bulan ini Allah menambal (memperbaiki) hati-hati yang hancur dan galau, dan juga ada yang mengatakan asysyi’b yang berarti suatu jalan di gunung yaitu jalan kebaikan. Sya’ban merupakan bulan mulia, dan musim yang agung, ia merupakan bulan yang keberkahan-keberkahannya termasyhur, kebaikan-kebaikannya banyak, taubat di bulan sya’ban merupakan ghanimah yang paling besar, ketaatan di bulan sya’ban merupakan keuntungan perdagangan yang paling besar. A

Allah menjadikan bulan sya’ban pacuan zaman, dan menjamin keamanan dan kesejahteraan bagi orang-orang yang taubat di bulan sya’ban. Barang siapa yang membiasakan dirinya di bulan sya’ban dengan kesungguhan ibadah, maka ia akan memperoleh kebiasaan yang baik di bulan ramadhan. Sya’ban merupakan bulan yang penuh berkah, Allah memberkahi sya’ban, sudah seyogyanya seorang muslim menumbuhkan rasa ingin tahu dan bertanya kenapa dan ada apa di bulan sya’ban, sehingga  ia memperbanyak amalan di bulan sya’ban dengan penuh kesungguhan dan perhatian.

Pemindahan Kiblat

Bulan sya’ban merupakan bulan dimana terjadi pemindahan kiblat, dari baitil maqdis (Palestina) ke ka’bah (Mekah), saat itu Rasulullah menunggu pemindahan kiblat dengan antusias dan berdoa seraya menghadapkan wajahnya ke langit menunggu turunnya wahyu Allah agar Allah berkenan memindahkan kiblat-Nya dari baitil maqdis ke ka’bah. Hingga turunlah ayat Allah

“Sungguh Kami melihat wajahmu (Muhammad) sering menengadah ke langit (untuk berdoa), maka akan Kami palingkan engkau ke kiblat yang engkau senangi. Maka hadapkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram. Dan di mana saja engkau berada, hadapkanlah wajahmu ke arah itu. Dan sesungguhnya orang-orang yang diberi kitab (taurat dan injil) tahu, bahwa (pemindahan kiblat) itu adalah kebenaran dari Tuhan mereka. Dan Allah tidak lengah terhadap apa yang mereka kerjakan.” (Al-Baqarah: 144)

Abu Hatim Al-busty berkata: ”Orang-orang muslim sholat menghadap baitil maqdis selama 17 bulan 3 hari. Yang demikian itu karena rasul datang ke madinah pada hari senin pada malam 12 rabiul awal, dan Allah memerintahkan Nabi untuk  menghadap ka’bah pada hari selasa  nisfu sya’ban.”

Diangkatnya Amal

Sebagian dari keistimewaan sya’ban yang kita ketahui yaitu diangkatnya amal pada bulan sya’ban, yang merupakan diangkatnya amal yang paling besar dan paling luas, hal tersebut sesuai dengan hadis yang diriwayatkan dari Usamah ibn Zaid radiallahu ‘anhuma yang berkata:  “Wahai Rasulullah aku tidak pernah melihatmu berpuasa di bulan-bulan lain seperti di bulan sya’ban”  mendengar perkataan Usamah  lalu Rasulullah pun menjawab “Demikian (bulan sya’ban) adalah bulan yang terletak antara rajab dan ramadhan, manusia biasanya lalai akan sya’ban, dia (sya’ban) merupakan bulan dimana amal-amal diangkat kepada Tuhan alam semesta, aku menyukai diangkatnya amalku sedangkan aku dalam keadaan berpuasa”.

Bukan berarti diangkatnya amal dikhususkan hanya pada bulan sya’ban saja, banyak hadits-hadits yang menunjukkan diangkatnya amal-amal di waktu yang berbeda-beda, itu semua memiliki hikmah yang berkaitan dengannya.

Keutamaan Puasa di Bulan Sya’ban

Suatu ketika Rasulullah ditanya mengenai puasa yang lebih utama setelah ramadhan, Rasul pun menjawab “Sya’ban” dan berkata “Karena untuk mengagungkan ramadhan”  kemudian Rasul juga ditanya mengenai sedekah yang paling utama, beliau pun menjawab “Sedekah di bulan ramadhan”.

Siti Aisyah ra berkata: “Rasulullah berpuasa hingga kami menyangka Ia berbuka, dan berbuka hingga kami menyangka Ia tidak berpuasa dan aku tidak pernah melihat Rasul menyempurnakan puasanya satu bulan penuh kecuali di bulan ramadhan dan aku tidak pernah melihat Rasul memperbanyak puasanya dari pada berpuasa di bulan sya’ban”.  (HR. Bukhori, Muslim, dan Abu Dawud)

Berpuasa memiliki banyak sekali manfaat baik manfaat lahir maupun batin, banyak para ahli yang telah membuktikan manfaat berpuasa. Jika berpuasa saja sudah memberikan manfaat apalagi jika hal tersebut dilakukan pada bulan yang penuh berkah sebagai persiapan memasuki bulan ramadhan

Bulan Shalawat Atas Nabi SAW

Kemudian keistimewaan bulan sya’ban yang lain yaitu bulan dimana ayat tentang shalawat diturunkan, yaitu firman Allah, “Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bersholawat kepada Nabi, wahai orang-orang yang beriman bersholawatlah kalian atas Nabi dan sampaikanlah salam penghormatan kepada-Nya” (al-ahzab:56)

Ibnu Abi al-Shoif al-Yamani mengatakan bahwa “Sesungguhnya bulan sya’ban merupakan bulan shalawat atas Nabi karena ayat ‘innallaha wa malaaikatahuu yusholluuna alannabi, yaa ayyuhalladziina aamanuu sholluu alaihi wa sallimuu tasliimaa’ itu turun di bulan sya’ban.”

Imam Syihab ad-Din al-Qasthalani menukil ucapan sebagian ulama di dalam kitab al-Mawahib bahwasanya ayat 56 surat Al-ahzab tersebut turun di bulan sya’ban. Umat islam sudah seharusnya memperbanyak shalawat apalagi di bulan yang memiliki kesan tersendiri mengenai shalawat dan penuh berkah ini.

Imam Izzuddin ibn Abd as-Salam rahimahullah mengatakan bahwa shalawat bukanlah syafa’at dari kita untuk Rasul, karena orang seperti kita tidak bisa memberikan syafa’at kepada orang seperti Rasul, akan tetapi Allah memerintahkan kita untuk membalas kebaikan orang yang memberikan nikmat dan kebaikan kepada kita, sehingga jika kita tidak mampu membalas kebaikan Nabi, maka Allah memerintahkan supaya mencintainya, dan bershalawat atasnya, mudah-mudahan dengan shalawat kita atas Nabi dapat membalas kebaikan Nabi yang telah berbuat baik dan mengutamakan kita, dan tidak ada kebaikan yang lebih utama daripada kebaikan Nabi. Nabi bersabda: “Barang siapa yang bershalawat terhadapku dengan satu shalawat maka Allah akan ‘bershalawat’ kepadanya dengan sepuluh shalawat”. Shalawat Allah terhadap kita yaitu limpahan rahmat-Nya dan berlipat gandanya pahala yang Allah berikan.

Malam Nishfi Sya’ban

Di dalam bulan sya’ban terdapat malam yang agung, penuh berkah dan mulia, yaitu malam pertengahan (nishf) sya’ban, Allah “tampak” kepada makhluk-Nya melalui ampunan dan rahmat-Nya, Allah mengampuni bagi orang-orang yang meminta ampun terhadap-Nya, merahmati bagi orang-orang yang meminta rahmat-Nya, mengabulkan doa orang-orang yang meminta kepada-Nya, melapangkan makhluk-Nya dari kesusahan, dan mencatat rizki dan amal.

Malam nishfi sya’ban yang berarti pertengahan bulan sya’ban memiliki beberapa nama antara lain lailatul mubaarakah (malam yang diberkahi), lailatul qismah wa at-taqdiir (malam ditentukannya nasib seseorang), lailatut takfiir (malam penghapusan dosa) Imam As-Subki menyebutkan dalam menjelaskan lailatut takfir bahwa “Karena dihapusnya dosa selama satu tahun, sedangkan malam jumat dihapusnya dosa selama satu minggu, dan malam qadr atau lailatul qadr dihapusnya dosa seumur hidup”. Dan masih banyak nama-nama untuk nisfi sya’ban

Banyak sekali hadits-hadits yang berbicara mengenai keutamaan nishfi sya’ban, berikut penulis paparkan beberapa hadits yang berkaitan dengan keutamaan nishf sya’ban.

Imam Ahmad meriwayatkan dari Abdillah ibn Umar radiallahu ‘anhumaa bahwasanya Rasulullah bersabda “Sesungguhnya Allah ‘azza wa jalla melihat (mengawasi) kepada makhluk-Nya pada malam nishfi sya’ban, kemudian Allah mengampuni hamba-hamba-Nya kecuali dua orang, yaitu orang yang bermusuhan dan orang yang membunuh orang lain”.

Dari Siti Aisyah ra, Ia bercerita bahwa “Aku kehilangan Nabi, kemudian aku keluar untuk mencarinya dan menemukan beliau di Baqi’ sedang menengadahkan wajahnya ke langit” lalu beliau berkata “Sesungguhnya Allah ‘azza wa jalla turun ke langit dunia pada malam nishfi sya’ban dan mengampuni lebih banyak dari jumlah bulu pada kambing Bani Kalb (salah satu kabilah yang punya banyak kambing)." (HR At-Thabrani dan Ibnu Majah)

Dari ‘Alla ibn Harits bahwasanya Siti Aisyah radhiyallahu anha berkata “Rasulullah bangun pada malam dan melakukan shalat serta memperlama sujud, sehingga aku menyangka beliau telah diambil. Ketika beliau mengangkat kepalanya dari sujud dan selesai dari shalatnya, beliau berkata, “Wahai Asiyah –atau -Wahai Humaira’- apakah kamu menyangka bahwa Rasulullah tidak memberikan hakmu kepadamu?” Aku menjawab, “Tidak ya Rasulallah, namun Aku menyangka bahwa Anda telah dipanggil Allah karena sujud Anda lama sekali” Rasulullah SAW bersabda, “Tahukah kamu malam apa ini?” Aku menjawab, “Allah dan rasul-Nya lebih mengetahui.” Beliau bersabda, “Ini adalah malam nishfu sya’ban (pertengahan bulan sya’ban). Dan Allah muncul kepada hamba-hamba-Nya di malam nisfu sya’ban dan mengampuni orang yang minta ampun, mengasihi orang yang minta dikasihi, namun menunda orang yang hasud sebagaimana perilaku mereka.” (HR Al-Baihaqi)

Di Indonesia biasanya peringatan nishfi sya’ban diisi dengan pembacaan yasin tiga kali secara berjamaah dengan niat diberi umur panjang, diberi rizki yang banyak dan barakah/berkah serta ditetapkannya iman lalu dilakukan doa bersama. Peringatan nishfi sya’ban tidak hanya dilakukan di Indonesia saja, banyak di belahan dunia lain yang memperingati malam yang mulia ini, walaupun ada juga yang tidak memperingati. Sebuah keharusan bagi  tiap muslim untuk saling menghargai pendapat masing-masing, agar terjalinnya keharmonisan antara umat islam, sebagaimana yang dicontohkan oleh salaf as-shalih yang menyandarkan kebenaran hanya pada Allah.

Sebagian fudhala berkata:

“Fa qum lailata an-nishfi as-syariifi mushalliyanfa asyrafu hadza as-syahri lailatu nishfihi

Fakam min fataa qad baata fin nisfi aaminan
wa qad nusikhat fiihi shahiifatu hatfihi

Fa baadir bi fi’lil khairi qablan qidhaaihi 
wa haadzir hujuumal mauti fiihi bisharfihi

Wa shum yaumahu lillahi wa ahsin raja ahu litadhfara ‘indal karbi mannahu bi luthfihi”

“Dirikanlah malam nishf sya’ban dalam keadaan sholat, karena paling mulia dari bulan ini (sya’ban) yaitu malam pertengahan bulannya.

Banyak dari pemuda yang mabit di nishfi sya’ban dalam keadaan beriman, dan sungguh dibatalkan di dalam sya’ban lembaran kematiannya.

Maka bersegeralah dengan melakukan kebaikan sebelum selesainya nishfi sya’ban. Jagalah dirimu dari serangan kematian di dalam nishfi sya’ban dengan menolak kematian.

Dan berpuasalah pada siang harinya karena Allah, dan baguskanlah harapan kepada Nya, supaya engkau memperoleh anugrah-Nya ketika dalam keadaan susah dengan sebab kewelasan-Nya.”

Bulan sya’ban merupakan bulan penuh berkah, bulan persiapan diri menuju ramadhan, sudah selayaknya kita semua mengencangkan “ikat pinggang” dan memperbanyak ibadah, dengan membaca Al-quran, berpuasa, shalawat dan lain-lain sehingga akan memperoleh keuntungan yang sempurna dan menjadi kebiasan yang baik yang setiap aktifitasnya dipenuhi keridhaan Allah. Allahumma baarik lanaa fii sya’baan wa ballignaa ramadhan.

Wallahu a’lam bis shawab

Sumber : Maadzaa fii Sya'baan Karya Sayyid Muhammad bin Alwi al-Malik

Kontributor : Mochamad Bukhori Zainun
Matan Pandeglang
Matan Pandeglang Mahasiswa Ahlit Thariqah An-Nahdliyah (MANTAN) Pandeglang - Banten.

Tidak ada komentar untuk "Ada Apa Di Bulan Sya'ban"